H-O-M-E


Title : Home

Pairing
Lee Hyukjae & Jung Ha rin
– Lee Donghae & Jung Hana

You’ll always be a part of me,
I’m a part of you indefinitely.

Girl don’t you know you can’t escape me,
cause you’ll always be my baby.

nastol.com.ua-43891

Lee Hyukjae –Jung Ha rin

Hujan turun dengan derasnya membasahi bumi sore hari itu. Lelaki itu mempercepat langkahnya mengetahui hujan tak akan mengasihaninya sedikitpun. Hujan tak akan memperlambat laju rintiknya sedikitpun. Hujan tak akan mengerti keresahan hatinya. Lee Hyukjae menajamkan penglihatannya dan terus mempercepat larinya. Tak dihiraukan tubuhnya basah kuyup, tak dihiraukannya akan rasa sakit yang menjalari punggungnya yang dijatuhi rintik hujan dengan kerasnya. Apapun itu, tak akan mengahalangi Lee Hyukjae untuk terus berlari.. menemukan gadisnya Jung Ha rin.

Lee Donghae-Jung Hana

Hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar membelah langit dengan hebatnya. Donghae bergidik ngeri menatap langit sembari melirik jamnya dan terus memperhatikan sekitarnya. Ia memutar kemudinya dan berdecak lemah. Entah sudah berapa kali ia memutar mutar pekarang rumah gadisnya dengan mobil Porsche merahnya. Dan nihil. Gadisnya tidak ada dimanapun. Di raihnya ponselnya dan mencoba untuk kesekian kalinya menguhubungi ponsel gadis itu. Tapi jawaban yang diberikan masih sama dengan satu jam yang lalu. Diluar jangkauan. Frustasi, Donghae membanting ponselnya asal dan mengijak remnya membelah hujan dan mencoba peruntungan terakhirnya. Tempat terakhir yang mungkin akan dikunjungi kekasihnya, Jung Hana.

Lee Hyukjae – Jung Ha rin

Satu jam sudah Hyukjae berlari mengitari sekitar kompleks rumah Ha rin, badannya menggigil, kakinya bergetar, dan matanya sudah memerah karena menahan sakit dan amarah. Ia kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga gadisnya. Ia marah pada dirinya sendiri yang kian menyakiti Ha rin. Hyuk menghentikan langkahnya di tengah jalan yang sepi, menengadahkan kepalanya menatap langit yang menggelap dan berteriak sekuat tenaga, mencoba mengeluarkan rasa sakit yang menumpuk sejak satu jam tadi. Hyuk menangis. Tangisannya jatuh di pipinya disertai rintik hujan yang menampar pipi putihnya.

Lee Donghae -Jung Hana

Hujan masih saja terus membasahi bumi sore hari itu, langit bertambah kelam dan tak ada seorang pun yang berada di jalanan, membuat Donghae semakin menaikkan kecepatan mobilnya. Hatinya resah, ia tidak bisa menemukan Hana dimanapun. Ia takut, terjadi sesuatu pada kekasihnya. Pikiran Donghae semakin menjalar kemana mana membuat hatinya menjadi tidak tenang. Tidak dipedulikannya lagi bagaimana jarum pedometer pada mobil yang terus melaju ke kanan, tak dipedulikannya lagi bagaimana dinginnya AC mobilnya semakin menusuk hingga ke ulu hatinya. Ia tak peduli apapun kecuali menemukan Hana sesegera mungkin.

Donghae sadar ini salahnya. Ia terlalu egois. Ia terlalu mengekang gadisnya itu. Hae mendesah berat dan memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Di sandarkan kepalanya ke kemudi mobil dan di pejamkannya matanya. Hatinya resah bukan main. Jantungnya berdetak semakin cepat. Ia resah, cemas dan sekaligus takut. Takut akan kehilangan gadisnya itu lagi. Hae menggelengkan kepalanya kuat mencoba menghilangkah segala prakiraan yang mulai bermunculan dari dalam otaknya. Hatinya menangis perih, matanya mengeluarkan air mata keputusasaannya. Ia menangis.

Lee Hyukjae – Jung Ha rin

Hyukjae menghentikan langkahnya perlahan memasuki sebuah taman. Kakinya terus melangkah ke depan, dan kedua mata itu hanya bisa menatap satu objek di bawah pohon trembesi besar di tengah taman tersebut. Sosok yang dicarinya sejak tadi. Sosok yang membuat dirinya rela menantang hujan. Sosok yang sangat dicintainya. Jung Ha rin.

Lee Donghae-Jung Hana

Donghae memakirkan mobilnya asal di pekarangan sekolah yang terlihat sudah kosong tersebut. Tanpa memperdulikan hujan yang masih membasahi bumi, Donghae berlari membelah hujan dan berlari masuk menuju gedung sekolah di depannya. Ia melirik sekitar dan berlari menuju ruangan kelas dimana ia dan Hana dulu menghabiskan waktu remajanya di kelas itu. Ruangan kelas itu terbuka, tak seperti kelas lain disekitarnya yang tertutup rapat. Dengan langkah yakin, Hae melangkahkan kakinya menuju ruangan kelas itu dan terperangah di daun pintunya. Gadisnya disana, menyandarkan kepalanya ke jendela yang tertutup dan menatap keluar dengan pandangan kosong.

Lee Hyukjae – Jung Ha rin

Ha rin semakin menenggelamkan kepalanya kala petir kian menyambar semakin kencang ke atas bumi. Badannya bergetar dan ia sudah benar benar kedinginan. Ha rin menyesali keputusannya yang sembarang berlari tanpa arah begitu saja. Ia sadar ia masih kekanak-kanakan. Mereka, Ia dan Hyukjae, bukan lagi sepasang kekasih. Mereka bukan lagi berada dalam ikatan yang singkat itu. Hyukjae adalah suaminya, dan sebagai istri seharusnya Ha rin mengerti bagaimana kesibukan suaminya tersebut. Ha rin mendengus pelan dan semakin mengeratkan pelukan pada lututnya. Ia benar benar ingin pulang.

Lee Donghae – Jung Hana

Hana menghela nafasnya berat. Sudah satu jam ia duduk diam disini, dan ia sendiri berfikir entah mengapa tempat ini yang menjadi tujuan tidak jelasnya. Yang ada dipikiran gadis itu hanya menjauhkan diri dari Donghae untuk sementara. Dan disinilan ia berakhir. Ruangan kelas dimana ia menghabiskan tahun terakhirnya sebagai remaja dan tahun terakhirnya menjadi teman sekelas lelaki itu. Hana menghela nafasnya lagi dan menyandarkan kepalanya pada jendela di samping kirinya. Hujan. Hana berangan sejenak apa yang dilakukan Donghae sekarang. Mencarinya atau tak memperdulikannya. Ia benci Donghae yang terlalu posesif tapi ia juga mencintai sisi posesif lelaki itu. Hana tidak marah pada calon pendamping hidupnya itu. Ia hanya.. kesal pada dirinya yang selalu lemah dihadapan Donghae. Ia benci pada dirinya yang selalu bergantung pada lelaki itu. Lagi Hana menghela nafasnya dan menutup matanya perlahan menikmati suara rintik hujan yang terdengar berirama menyakitkan sama dengan rasa rindunya yang kian menyakiti jantungnya. Belum belum ia sudah merindukan lelaki itu.

Lee Hyukjae – Jung Ha rin

“ Ha rin..”

Ha rin tersentak kaget. Di tengadahkannya kepalanya dan dibukanya kedua mata bulatnya lebar lebar mencoba melihat siapa yang telah berdiri di depannya. Hujan tak henti hentinya turun sore hari itu, Ha rin mengangkat tangan kanannya dan meletakkan sejajar dengan keningnya, mencoba menghalangi rintik hujan yang mencoba memasuki matanya dan menghalangi pandangan matanya. Dan mata Ha rin membulat besar saat mengetahui siapa yang berdiri di depannya. Menatapnya dengan mata sendunya. Lee Hyukjae.

Hyukjae rusak. Pertahanan yang ia bangun selama ia hidup dan selama bertahun tahun ia mengenal gadis di depannya ini runtuh sudah. Tak pernah ada dikamusnya menangis di hadapan wanita. Menangis karena wanita. Dan hal itu terjadi berturut turut. Hyukjae menangis. ia menangis lega mendapati gadisnya sekarang berada di hadapannya. Ia menangis haru mendapati bisa menatap mata bulat hitam jernih istrinya tersebut. ia bahagia.. karena bisa meraih tangan Ha rin dan merengkuh gadis itu kembali.

“ Maafkan aku. Aku terlalu egois. Aku tidak pernah memberikan waktuku untukmu. Aku .. “
Kata kata Hyuk tertahan, ia tidak mampu berkata kata lagi saat Ha rin perlahan melepaskan pelukannya dan menatap lurus ke dalam matanya. Lelaki itu menggigit pipi dalamnya kuat. Ia takut. Benar benar takut Ha rin akan meninggalkannya.

Ha rin mendesah nafasnya lama, dan kembali menatap mata Hyukjae yang meminta jawaban padanya.
“ Aku yang salah disini sayang. Aku sebagai istrimu, sebagai pendampingmu seharusnya lebih mengerti dirimu. Seharusnya duduk dirumah dan menunggu kepulangan dirimu, bukan malah berlari tanpa arah dan meninggalkanmu kebingungan mencariku.” Ha rin mengelus pipi Hyukjae yang dingin.
“Aku yang salah. Aku gagal sebagai istrimu, Hyuk.”
Ha rin meringis sendiri mendapati kebenaran dalam setiap ucapannya sendiri. Ia menundukkan kepalanya, menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya sembari menahan nyeri.

Perlahan Hyuk memegang bahu Ha rin yang melemas dan terlihat lemah dihadapannya dan menarik tubuh istrinya yang terlihat lemah kedalam pelukannya. Hyuk membelai lembut kepala Ha rin dan mengecup puncak kepala gadis itu sembari memejamkan mata.

“Kau tidak pernah gagal sayang. Kau.. adalah terbaik yang pernah aku miliki.”
Ha rin terperangah mendengar ucapan Ha rin, dan terisak pelan, mengeratkan pelukan pada dada bidang Hyukjae dan menangis haru. Hyukjae tersenyum hangat, dan mengelus punggung istrinya.

“ Kita pulang hmm.”
Ha rin mengangguk kepalanya pelan dan mengusap kasar pipinya yang basah oleh hujan dan air matanya sendiri. Hyuk menghembuskan pelan nafasnya ke pipi Ha rin dan mengecup pipi dingin itu lembut. Hyuk tersenyum melihat rona merah di pipi Ha rin dan menarik pinggang Ha rin, menuntun Ha rin dan dirinya untuk kembali pulang.

Lee Donghae – Jung Hana

Donghae merasakan debaran jantungnya semakin berdetak teratur saat melihat sosok yang berada di depannya yang membelakangi dirinya saat ini. Lelaki itu melangkahkan kakinya perlahan menuju tempat Hana berada tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Perlahan Hae menaruh kedua tangannya menyentuh pinggiran jendela dan mengurung Hana dalam kurungan tangannya.

Hana tersentak kaget mendapati kedua lengan yang terulur di samping kedua tubuhnya. Ia berbalik cepat dan mendapat Donghae berdiri di belakangnya, menatapnya sendu. Hana tersentak dan memeluk leher Hae cepat.

Hae tersenyum hangat, dan membalas pelukan Hana. Ia bisa merasakan kerinduan yang terpancar dari pelukan yang diberikan Hana sama besarnya dengan kerinduan yang ia rasakan satu jam belakangan. Hae menelusupkan kepalanya ke leher Hana dan mengecup lembut leher Hana.

“ Aku merindukanmu gadis bodoh. Kenapa suka sekali lari kesana kemari sih.”

“ Habisnya kau menyebalkan sih. Aku kan hanya lecet sedikit. “
Hana menarik tangan kanan nya ke belakang tubuhnya dan segera ditahan Hae. Lelaki itu menarik lengan Hana dan melihat luka lecet yang masih segar tergaris di bagian sikunya. Hae mendengus pelan dan mengecup luka lecet tersebut.

“ Haahh. Inilah kenapa aku tidak pernah mengijinkan kau pergi sendiri sayang.”

“ Tapi, ini kan..”

“ Kau sudah dewasa? Kau bisa jaga sendiri? Begitu?”
Hana menundukkan kepalanya lemah, tak berani menatap tatapan tajam dari Donghae. Lagi, Hae menghela nafasnya berat. Ia harus menahan dirinya, kalau tidak mau Hana lari meninggalkannya lagi. Perlahan Hae menarik dagu Hana dan mengecup pelan bibir Hana, dan melumatnya perlahan.

“ Aku marah lagi padamu.” Donghae menautkan keningnya pada kening Hana, dan menutup matanya erat.

“ Tapi aku lebih marah pada diriku sendiri kalau melihat kau terluka seperti ini sayang. Aku sudah berjanji akan menjagamu. Tidak akan membiarkan kau terluka sedikitpun. Kau tau, melihatmu terluka seperti ini, melihat kau menghilang secara tiba tiba dari hadapanku itu seperti mencabut Jantungku dari akarnya sayang. Ini konyol.. Tapi, aku benar benar tidak bisa hidup tanpamu, Jung Hana.”

Donghae membuka matanya perlahan, dan menaruh kedua tangannya ke pipi Hana dan mengelusnya lembut. “ Aku sangat.. sangat mencintaimu sayang. Jangan pernah melakukan ini lagi please..”

Hana melunak. Ia terenyuh melihat tatapan sendu dan sayu dari Donghae. Hana mengutuk dirinya sendiri dalam hatinya yang telah berbuat jahat, membiarkan Donghae menderita untuk entah kesekian kalinya. Perlahan Hana menahan kedua tangan Donghae di pipinya dan mengelus permukaan tangan Hae pada pipinya. Ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

“ Aku yang salah. Aku salah membuatmu menderita lagi. Aku salah..”
Kata kata Hana terhenti oleh luapan kebahagiaan pada bibir Hae yang melumat bibir Hana. Perlahan Hana memeluk leher Donghae dan membalas tiap luapan yang tersirat dari bibir Donghae padanya.

“ Kita pulang hmm.”
Donghae melepaskan ciumannya perlahan dan menatap Hana intens. Di kecupnya lagi bibir Hana lembut dan menarik pergelangan tangan Hana keluar dari ruangan yang menjadi saksi dari kisah mereka.

FIN!

17 thoughts on “H-O-M-E

  1. hwaaa… akhirx stlah skian lama mghilang eon update jg.. rajin2 update nah eon bail dsini mwpun d fp… kgen alx .. hmm jrag2 ad author yg bs bwain karakter hyuki sesuai dg visualnya…fighting eon

  2. hueee kangen ama hyuk n harin nih min…
    kajja atuh d tunggu” kombek nya tp ga nongol”,,
    selalu suka karya mu min, kata”nya bagus hehehe aku bingung mau ngmg apa lg hehehe d tunggu fw n ff kmu yg lain lg yaw

Leave a comment